JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN
Yance Widhi Pramudias, M.Pd
SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen
Matematika adalah satu dari mata pelajaran yang diberikan disetiap tingkatan sekolah. Pelajaran matematika merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai peserta didik sebelum mempelajari bahan ajar sains. Namun banyak yang berpendapat bahwa materi Matematika adalah subjek yang paling susah, menakutkan, membosankan dan tidak menyenangkan. Di sekolah dasar operasi hitung perkalian sudah diberikan sejak kelas dua, hal tersebut karena proses perkalian sebagai dasar yang dipakai pada perhitungan selanjutnya dan peningkatan subjek matematika yang terdapat di jenjang yang lebih tinggi. Keterampilan menghafal perkalian 0 sampai 10 sangat memudahkan anak agar terampil berhitung. Siswa mengingat di luar kepala dengan harapan berguna untuk memperkuat kecepatan dalam menjawab masalah penghitungan perkalian dari yang mudah hingga yang susah. Jarimatika adalah teknik berhitung gampang dan menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Menghitung dengan jari tangan bertujuan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan aritmatika terutama dalam berhitung perkalian. Kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang digunakan untuk memformulasikan persoalan Matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmetika biasa yaitu tambah, kurang, kali, dan bagi. Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Sehingga untuk memahami konsep perkalian anak harus paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan. Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b sebanyak a kali. Jadi a x b = b + b + b + … + b sebanyak a kali. Adapun Sifat Perkalian yaitu
a) Sifat Komutatif (Pertukaran)
b) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
c) Sifat Distributif (Penyebaran)
d) Sifat Identitas
e) Elemen Nol ( 0 )
Jarimatika adalah cara berhitung (operasi kalibagi – tambah – kurang) melalui alat bantu jari-jari tangan. Penggunaan alat bantu ini sejalan dengan penggunaan alat peraga agar konsep abstrak dalam matematika menjadi tampak kongkrit dengan adanya objek yang nyata.
Kelebihan jarimatika sebagai media pembelajaran di antaranya adalah
1) Jarimatika memberikan visualisasi cara berhitung.
2) Gerakan jari-jari tangan akan menambah minat anak.
3) Jarimatika relatif tidak membebankan memori otak saat digunakan.
4) Alat yang dipakai tidak perlu dibeli.
Tahapan-tahapan mempelajari cara berhitung dengan memakai jarimatika. 1. Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan sebagai berikut :
Rumus: (T1 x T2) + (B1 + B2)
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang buka (satuan)
T2 = jari tangan kiri yang buka (satuan)
B1 = jari tangan kanan yang tutup (puluhan)
B2 = jari tangan kiri yang tutup (puluhan)
2. Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan mendemonstrasikan menggunakan jari tangan. Tangan kanan (8) : kelingking dan jari manis ditutup dan jari tengah (dilipat). Tangan kiri (9) : kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunuk ditutup (dilipat). 8 x 9 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari yang ditutup bernilai puluhan, dijumlahkan. Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan. Formasi Jarimatikanya adalah sebagai berikut:
8 x 9 = (T1 x T2) + (B1 + B2)
= (2 x 1) + (30 + 40)
= 2 + 70
= 72
3. Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal lambang-lambang jarimatika.
4. Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang tanpa ada paksaan untuk menghafal.
Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan jarimatika, alat bantu yang digunakan adalah jari tangan yang dimiliki siswa dan guru. Di bawah ini merupakan langkah-langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar (bilangan 6-10):
1) Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan.
2) Siswa mengenali konsep operasi perkalian.
3) Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi.
4) Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.
