LAPORAN STUDI KASUS
“PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS XI TKR 2 SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN”
Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Tertulis Mahasiswa PPG Daljab
Oleh:
KHADIK
NIM: 232810126
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALJAB BIDANG STUDI TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Selama melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di sekolah, saya menjumpai beberapa kasus dalam proses pembelajaran. Yang pertama adalah rendahnya minat belajar siswa dan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Teknik Kendaraan Ringan. Hal ini dibuktikan dengan minimnya siswa yang merespon pertanyaan dari gurunya, mengajukan pertanyaan maupun mengemukakan sebuah pendapat. Yang kedua adalah siswa kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran, hal ini ditunjukan dengan masih adanya siswa yang mencuri-curi waktu untuk bermain gadget ketika guru sedang menyampaikan dan menjelaskan sebuah materi pada saat proses pembelajaran. Yang ketiga adalah rendahnya rasa inisiatif dan daya inovative siswa dalam belajar, hal itu diketahui pada saat penugasan masih ada beberapa siswa yang malas untuk menemukan jawaban sendiri dan malah menyalin atau menyontek tugas milik temannya.
Kasus yang saya paparkan diatas penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini dapat membantu saya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik seperti menerapkan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, kompetensi managerial yang berhubungan dengan pengelolaan kelas dan kompetensi cakap digital yang terintegrasi dengan teknologi.
B. Analisis Situasi
Situasi yang terjadi pada perencanaan dan perancangan pembelajaran adalah belum adanya pengetahuan terkait karakteristik peserta didik. Adapun evaluasi yang akan saya lakukan adalah melakukan tindakan observasi terlebih dahulu untuk mengamati akan kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik, perihal apa saja yang mereka sukai dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan yang dilakukan guru pada model pembelajaran sebelumnya. Hal ini sangat membantu saya untuk merancang dan merencanakan pembelajaran dikemudian hari.
Peran saya untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat belajar dan keaktifan serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, saya mencoba memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga menimbulkan keingintahuan siswa dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya menampilkan video pembelajaran melalui aplikasi yang sering digunakan siswa seperti vidio animasi, canva dan Youtube. Kemudian saya juga memvariasikan pembelajaran dengan game interaktif yang disukai peserta didik dan terintegrasi dengan teknologi digital seperti quizizz dan wordwall.
Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yang dilakukan diantaranya adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru pamong dan rekan sejawat yang membantu melakukan observasi dan evaluasi serta membantu dalam merancang perbaikan dalam pembelajaran, serta peserta didik sebagai target sasaran observasi.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran diantaranya adalah yang pertama siswa mudah merasa bosan dengan media pembelajaran yang diberikan sehingga saya sebagai guru harus mampu memberikan sebuah variasi disetiap pertemuan, yang kedua adalah saat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi siswa sering mengeluhkan tidak adanya kuota internet atau paket data, dan yang ketiga adalah saat melakukan refleksi diakhir pembelajaran siswa tidak sunggung-sungguh dalam menjawab soal refleksi yang diajukan oleh guru, sehingga guru terhambat melakukan evaluasi karena hasil refleksi tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi di kelas.
C. Alternatif Solusi
Langkah nyata yang saya lakukan dalam mengahadapi tantangan merancang pembelajaran yang pertama adalah dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, adapun model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi, ceramah penugasan dan presentasi. Model Problem Based Learning (PBL) ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, dimana siswa akan terlibat lansung dengan persoalan kehidupan sehari-hari serta belajar bagaimana mereka memahami dan menyelesaikan persoalan tersebut. Penerapan model pembelajaran ini juga dibantu dengan penggunaan berbagai media pembelajaran yang menarik, yang berhubungan dengan kehidupan nyata dan kebiasaan peserta didik, contohnya dalam pemberian apersepsi, saya menampilkan video viral melalui aplikasi yang sering digunakan siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Contoh video:
Kemudian media lain yang saya gunakan adalah berupa Canva untuk meningkatkan minat belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Teknik Kendaraan Ringan, karena media tersebut memiliki tampilan yang menarik dan bisa diakses diperangkat siswa, media yang dibuat dengan aplikasi ini bisa berupa presentasi untuk memberi penguatan materi pada siswa dan LKPD. Untuk LKPD bisa diakses dan dikerjakan secara lansung melalui aplikasi tersebut, bisa juga dicetak dan dikerjakan secara tertulis oleh siswa. Contoh LKPD:
Media selanjutnya yang saya gunakan adalah aplikasi Quizizz. Aplikasi ini merupakan aplikasi pendidikan yang sifatnya fleksible karena bisa dimanfaatkan sebagai sarana menyampaikan materi dan sebagai media evaluasi seperti kuis dan ulangan harian yang biasa dilakuan. Kelebihannya adalah aplikasi ini dikemas dengan tampilan yang menarik dan interaktif sehingga peserta didik bisa mendapat pengalaman baru dalam belajar. Contoh penerapan
Media selanjutnya yang saya gunakan adalah aplikasi Wordwall, aplikasi ini memiliki konsep yang mirip dengan quizizz yaitu menampilkan game berbasis edukasi, kelebihannya adalah aplikasi ini memiliki banyak variasi tampilan permainan sehingga guru bisa menyesuaikan dengan minat belajar dan keadaan siswa di dalam kelas. Penggunaan aplikasi ini juga sangat praktis dan bisa dimainkan secara individu maupun berkelompok. Contoh penerapan
D. Evaluasi
Hasil dan dampak dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah yang pertama pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur dan teratur, hal ini dikarenakan penerapan model Problem Based Learning (PBL) mudah dipahami oleh siswa, terutama setelah beberapa kali pertemuan siswa sudah bisa menyesuaikan dengan cepat dan mengkondisikan kelompoknya dalam berdiskusi. Yang kedua minat belajar dan partisipasi siswa semakin meningkat, hal ini dapat saya rasakan setelah menggunakan berbagai media interaktif dan dekat dengan kehidupan siswa, mereka terlihat tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah aplikasi wordwall. Siswa terlihat sangat antusias menjawab pertanyaan yang saya tampilkan bahkan hampir seluruh siswa di kelas saat itu mengacungkan tangan. Kemudian yang ketiga adalah saya bisa menyisipkan kegiatan pembelajaran ke gadget siswa, sehingga siswa bisa memanfaatkan gadget untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan dan video serta materi pembelajaran melalui barcode, mengakses LKPD daring, mengakses game edukasi dan lainnya, sehingga penggunaan gadget bisa lebih bermanfaat di kelas.