• HOME
  • VISI MISI
    • SEJARAH
  • BERITA TERBARU
  • KEPALA SEKOLAH
    • GURU
    • STAF DAN KARYAWAN
  • KONSENTRASI KEAHLIAN
    • Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
    • Teknik Instalasi Tenaga Listrik
    • Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
    • Desain Komunikasi Visual
    • Teknik Pengelasan
  • OLAHRAGA & PRESTASI
  • BURSA KERJA KHUSUS
/
  • HOME
  • VISI MISI
    • SEJARAH
  • BERITA TERBARU
  • KEPALA SEKOLAH
    • GURU
    • STAF DAN KARYAWAN
  • KONSENTRASI KEAHLIAN
    • Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
    • Teknik Instalasi Tenaga Listrik
    • Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
    • Desain Komunikasi Visual
    • Teknik Pengelasan
  • OLAHRAGA & PRESTASI
  • BURSA KERJA KHUSUS

Kekerasan dalam Rumah Tangga

November 23, 2023 Written by admin

Sering kali hal-hal yang dianggap sepele justru dapat menjadi sebuah kesalahan yang besar. Berawal dari perbedaan pendapat atau perselisihan yang sering kali terjadi dapat mengakibatkan terganggunya keharmonisan rumah tangga. Bahkan, hal tersebut dapat memicu terjadinya tindak kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan keluarga.

          Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dapat terlihat pada tubuh manusia. Kekerasan fisik dapat berasal dari perkelahian, memukul, menampar, dan menyakiti anggota tubuh yang lainnya. Biasanya kekerasan fisik sering terjadi pada kehidupan sehari-hari karena emosi yang berlebihan. Selain itu, kekerasan juga dapat terjadi karena kelelahan sehingga mudah terpancing emosi. Seperti istri yang minta uang untuk keperluan sehari-hari, tetapi suami tidak memberikannya karena pendapatannya kurang. Hal itu dapat menimbulkan suami menjadi emosi dan temperamental. Hal tersebut sangat berbahaya jika seseorang yang temperamental sampai melakukan kekerasan fisik.

          Adapun kekerasan yang terjadi tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat psikis. Kekerasan ini sifatnya kejiwaan atau hati seseorang yang disebabkan oleh kekerasan yang menimbulkan trauma sehingga kejiwaannya terganggu. Dewasa ini banyak kekerasan fisik dan psikis yang dialami oleh siswa dan orang tua. Ada salah satu korban kekerasan yang berupa pelecehan seksual. Hal tersebut akan selalu teringat sehingga menimbulkan rasa ketakutan terhadap diri korban. Selain itu, kekerasan psikis juga dapat terjadi pada seseorang yang dirinya pernah jadi korban asusila oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Psikis yang dialami korban menjadi pendiam, menyendiri, dan takut pada dunia luar.

          Adapun korban kekerasan terdiri dari anak-anak, istri, suami, pelajar, dan guru. Akhir-akhir ini sering ditemukan kasus perundungan/pembulian, kekerasan, pemerkosaan sampai pembunuhan. Dalam lingkungan pelajar biasanya terjadi pelecehan seksual, tawuran, perkelahian, dan pembunuhan. Dalam lingkungan masyarakat, kekerasan sering disebabkan oleh persoalan cinta. Rasa ingin memiliki yang berlebihan, tetapi tidak terwujud maka akan menimbulkan rasa benci yang bermuara pada pemerkosaan dan pembunuhan. Dalam lingkungan keluarga, kekerasan yang terjadi pada wanita meningkat dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Kekerasan tersebut sering disebabkan oleh faktor agama, ekonomi, sosial, dan budaya. Yang lainnya berupa persoalan ekonomi atau faktor ketidaknyamanan lagi dengan pasangannya.

Sebagai contoh di Dukuh Prambanan Era Desa Sekarteja Kecamatan Adimulyo, ditemukan kasus telah terjadi KDRT yang dipicu oleh faktor ekonomi. Sebuah keluarga yang hidup sederhana, tetapi selalu boros dalam keuangan. Sang suami hanya bekerja sebagai serabutan dan pengrajin pagar bambu serta batu bata. Satu bulan hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 1000.000,00 sedangkan istrinya bekerja di sawah dan pembantu. Penghasilan istrinya hanya Rp. 550.000,00.

Mereka dengan susah payah memenuhi kebutuhan keluarga dan empat anaknya dan diperparah oleh sifat ayahnya yang boros, sering menghabiskan banyak uang untuk berjudi sehingga menimbulkan pengeluaran yang besar daripada pemasukannya. Hal tersebut membuat sang ayah frustasi yang mengakibatkan hutang banyak, sakit-sakitan, dan harta benda raib. Istrinya memberika solusi agar suaminya berhenti dari judi. Namun naas, nasihat dari istri menjadi mala petaka karena sang suami marah dinasihati istrinya. Sang suami mengambil kayu dan memukulkannya kepada istri. Istri pun jatuh tersungkur. Kejadian itu selalu terngiang dan viral di Dukuh Prambanan Era.

Merujuk kasus diatas, terdapat hadits Rosulullah SAW yang bersabda bahwa  seseorang telah cukup dikatakan berbuat dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Dari pernyataan tersebut, anak adalah tanggung jawab orang tua dan titipan Allah Swt. yang harus kita jaga. Sudah jelas dalam hadits tersebut bahwa menelantarkan anak sudah dianggap berbuat dosa. Bahkan, tidak menafkahi anak juga tidak boleh. Oleh karena itu, keluarga selalu bertanggung jawab atas segalanya.

Apakah setiap ada masalah selalu mengandung hikmah? Ya tentu karena masalah yang menimpa setiap orang ternyata ada tujuannya yakni untuk meningkatkan derajat kita di mata Sang Pencipta, untuk melatih kita selalu sabar. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Allah Swt. mencintai orang-orang yang sabar. Dari dalil tersebut, situasi apapun kita harus selalu sabar menghadapinya. Maka Allah Swt. akan mencintai setiap hamba-Nya yang sabar.

Sikap seperti di atas harus dimiliki oleh setiap keluarga agar tercipta keluarga yang harmonis. Dalam keluarga terdapat ayah, ibu, dan anak-anak. Kepala keluarga mempunyai peran andil yang sangat besar. Kepala keluarga harus menyejahterakan keluarganya, bekerja keras, dan pengambil keputusan yang tepat. Tugas Ibu mempunyai peran yang sangat besar pula karena harus mengurus rumah tangganya dan memberikan kasih sayang pada semua.

Peneliti : Beni Purna Indarta, S.Pd.

Asal  : SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen

BERITA TERBARU
PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI APLIKASI CANVA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA KELAS X
KESESUAIAN BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN

SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen | LSP SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Universitas Negeri Yogyakarta